Oleh: Ariyandi Batu Bara, S. Ud., M. Ud
Falsafah hidup dapat dikatakan semacam prinsip yang dipegang oleh seseorang di dalam menjalankan hidup dan kehidupannya di atas dunia ini. Tingkatan kegelisahan yang melanda pada setiap individu tidak lain adalah dipengaruhi oleh seberapa besar seseorang itu menghayati lalu mengamalkan falsafah hidup yang ia miliki.
Manusia yang minim atau bahkan tidak ada sama sekali falsafah hidup yang ada pada dirinya, maka ia akan dengan sangat mudah diombang-ambingkan oleh dunia yang pasti fana (hilang/hancur) ini. Sampai disinilah manusia hendaknya insaf akan urgensi falsafah hidup sebagai elan vital di dalam mengarungi kerasnya kehidupan ini.
Mahasiswa sebagai suatu atribusi yang melakat pada subjek yang disebut manusia diharapkan memiliki falsafah hidup yang kokoh. Sehingga dengannya, mahasiswa itu kompeten untuk mengemban satu amanah mulia bernama: agent of change (agen perubahan). Akan tetapi, bagaimana mungkin mahasiswa itu dapat membuat perubahan, jika perubahan itu tidak terjadi pada dirinya terlebih dahulu? Dalam konteks inilah, kepercayaan diri adalah prasyarat untuk membuat perubahan yang nyata itu.
Revolusi industri 4.0 serta society 5.0 telah mengubah tatanan dunia dan sekaligus menggeser cara manusia dalam memandang hidup dan kehidupannya. Pun dalam konteks pekerjaan, misalnya, paradigma lama tidak dapat lagi sepenuhnya menjadi tolok ukur bagi mahasiswa yang hidup di era kontemporer ini.
Dalam arti sederhana, jenis pekerjaan yang dulunya lebih statis-konvensional, saat ini justeru semakin dinamis-global. Oleh sebab itu, jika falsafah hidup mahasiswa tidak kokoh dalam memandang dinamika hidup ini, tentu saja akan berdampak pada rasa tidak percaya diri dan tidak kuat menghadapi persaingan baik di tingkat lokal, apatah lagi global.
Ketidakpercayaan diri mahasiswa ini, perlu diantasipasi dengan merevitalisasi falsafah hidup di dalam diri masing-masing individu sehingga perubahan zaman dan persaingan global tersebut tidak menurunkan kepercayaan diri mahasiswa itu untuk mengimplementasikan tugas mulia mereka, yaitu sebagai sebenar-benarnya agen perubahan.
Mahasiswa perlu melakukan langkah konkret di dalam upaya merevitalisasi falsafah hidup yang ada pada diri mereka itu agar kepercayaan diri yang ada pada diri mereka baik sebelum, sesaat, dan pasca perkuliahan ini tetap konsisten dan progresif.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
- Membiasakan diri untuk berpikir kritis dan objektif tatkala dihadapkan pada suatu masalah;
- Mengenal hakikat dirinya dengan sebaik mungkin;
- Memiliki kemampuan dalam membedakan antara substansi dan aksidensi.
Mahasiswa yang mampu berpikir kritis dan mendalam akan membawa dirinya pada tingkatan analisis yang tajam terhadap suatu masalah. Kegelisahan hidup akan bagaimana masa depannya nanti, dapat ia analisa secara objektif, sehingga keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang penuh dengan kesadaran dan tidak akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari.
Mahasiswa yang mampu mengenal hakikat dirinya akan membawanya pada proses penempaan diri selama perkuliahan yang ia lewati dengan penuh tanggung jawab. Ia mengerti betul dimana ia harus berada, dan kemana ia akan melangkah kedepan setelah ini. Itu semua hanya akan terjadi jika ia sudah mampu mengenal siapa dirinya, dan ingin menjadi apa ia nantinya.
Mahasiswa yang memiliki kemampuan membedakan substansi dari aksidensi juga akan membentuk falsafah hidup yang bijaksana. Dia paham betul skala prioritas dan mengesampingkan hal-hal yang tidak begitu penting dan simbolik belaka.
Mahasiswa ini sadar betul mana “isi” mana “kulit” sehingga dalam perjalanan penempaan pendidikannya di kampus ia akan fokus pada substansi dan tidak terbuai dengan aksidensi itu sendiri.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan SDA (Sumber Daya Alam)-nya ini, membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yaitu generasi muda penerus bangsa melalui mahasiswa/i nya yang yang penuh kepercayaan diri karena didasari oleh falsafah hidup yang kuat.
Penulis adalah Dosen Tetap BLU-UIN Sutha Jambi pada Prodi Akidah dan Filsafat Islam
Discussion about this post