RAMNews.id – Sejak beberapa tahun terakhir, peminat masyarakat Jambi untuk berkebun karet sudah jauh menurun. Berbeda-beda sekitar 15 tahun yang lalu, peminat masyarakat Jambi untuk membuka kebun karet masih sangat tinggi dibandingkan saat ini.
Masyarakat kimi lebih memilih pindah ke kebun sawit. Pasalnya, harga karet tidak lagi sebanding dengan kebutuhan sehari-hari.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal mengatakan, masyarakat lebih memilih berkebun sawit karena merawat hingga memanen hasil kebun sawit lebih mudah ketimbang kebun karet. Untuk kebun karet harus di deres setiap hari, jika musim hujan karet pun tak biasa di deres. Sedangkan sawit hanya di panen 1 kali dalam seminggu.
“Kalau karet harus setiap hari di deres, sedangkan sawit hanya beberapa kali dalam satu bulan. Dan penghasilan karet jauh lebih kecil dibandingkan sawit,” kata Agus, Senin (29/8/2022).
Agus juga menyebutkan, untuk satu hektare lahan ditanam sembarang bibit sawit bisa menghasilkan satu sampai dua ton dengan harga Rp. 1.000 sampai Rp. 2.000 perkilogramnya.
“Kalau karet perhari 15 kilogram, itupun bagi dua sama yang punya kebun. Kalau Sawit sampai 1 hingga 2 ton sekali panen,” ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini harga karet di provinsi Jambi Rp. 11.000 sampai dengan Rp. 12.000 perkilogramnya.
Adapun karet ini merupakan ciri khas kebun masyarakat Jambi sejak zaman dahulu, karena harga yang sudah tidak sebanding lagi, kini karet pun banyak ditinggalkan, bahkan ada di tebang pohon karet di ganti dengan kebun sawit.(Us)
Discussion about this post